Dunia Ini Permainan Belaka
Tiba-tiba saya teringat dengan ayat-ayat tentang “Dunia hanyalah permainan
dan bercanda” yang telah diingatkan berulang
kali oleh Allah SWT dalam Kitab suci Al Qur’an. Tapi manusia eehh saya deh
emang dableg , sudah diingatkan seringnya lupa. Larut dalam kesibukan dunia
yang tiada hentinya. Lampu merah baru menyala , jika rasa lelah, penat, bosan,
kecewa, sedih, marah dan terpuruk menghampiri diri.
Membaca ayat-ayat ini hati menjadi terhibur, terasa ringan dan segala rasa
negatif menghilang dan senyum kembali mengembang. Ayat-ayat ini memang luar
biasa. Terima kasih atas atas limpahan rahmat dan karunia Mu. Kita simak yuk, bisa juga loh jadi materi kultum di halakoh.
Ini simple map nya ( bisa kok diperbesar) :
Ini simple map nya ( bisa kok diperbesar) :
Allah Swt berfirman:
وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ ۖ وَلَلدَّارُ الْآخِرَةُ
خَيْرٌ لِّلَّذِينَ يَتَّقُونَ ۗ أَفَلَا تَعْقِلُونَ
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau
belaka, dan sungguh kampung akhirat iti lebih baik bagi orang-orang yang
bertakwa. Maka tidakkah kalian memahaminya?” (QS. Al An’am 32)
وَمَا هَٰذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ ۚ وَإِنَّ الدَّارَ
الْآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ ۚ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan
sesungguhnyanakhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka
mengetahuinya.” (QS. Al Ankabut 64)
إِنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ ۚ وَإِن تُؤْمِنُوا وَتَتَّقُوا
يُؤْتِكُمْ أُجُورَكُمْ وَلَا يَسْأَلْكُمْ أَمْوَالَكُمْ
“Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau. Dan jika
kamu beriman dan bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak
akan meminta harta-hartamu.” (QS. Muhammad 36)
اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ
بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ ۖ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ
الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا
ۖ وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ ۚ وَمَا
الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
‘Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanya permainan dan suatu
yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta
berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak…” (QS. Al Hadid 20)
Keempat ayat di atas meskipun secara redaksional berbeda-beda, namun
mengandung pesan yang sama, yakni penegasan sekaligus peringatan Allah Swt
kepada para hambanya tentang hakikat kehidupan dunia agar manusia bisa memiliki
pandangan yang jernih dan tepat tentang kehidupan dunia sehingga dapat mengambil
sikap yang tepat dalam kehidupan dunia yang cuma sekali ini.
Pada ayat pertama, Allah Swt menggunakan lafazh “ma”..”illa”, yang
merupakan alat pembatas (adlatul hasr) untuk membatasi hakikat kehidupan ini.
- Dalam tafsir Jalalain, kehidupan dunia dalam ayat itu maksudnya adalah
“kesibukan dunia”.
- Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan “umumnya atau kebanyakannya”
kehidupan manusia di dunia itu tidak lain hanyalah main-main dan senda gurau
belaka.
- Sedangkan “daarul akhirat” menurut Imam Jalalain adalah surga yang
tentunya lebih baik dari pada kesenangan kehidupan dunia bagi orang-orang yang
bertakwa (yattaquun).
- Imam Jalalain mengatakan penggunaan huruf “ta” dalam lafazh “ta’qiluun”
setelah huruf “ya” pada lafazh yataquun memiliki pengertian dorongan agar
beriman adanya kehidupan akhirat yang hakikatnya lebih baik itu.kepada Allah
adalah surga yang tentunya lebih baik.
Pada ayat kedua, Allah membatasi hakikat kehidupan dunia dengan lafazh yang
sama dengan “maa” ….”illa”, hanya ada
tambahan lafazh Hadzihi. Kehidupan dunia ini tidak lain merupakan senda gurau
dan main-main belaka.
- Imam Ibnu Katsir mengatakan bahwa dalam ayat ini Allah Swt mengabarkan
kepada kita tentang rendah dan hinanya kehidupan dunia serta tujuan-tujuan yang
ada dalam aktivitas kehidupan itu hanyalah sekedar aktivitas senda gurau dan
permainan belaka. Kehidupan dunia itu sementara dan ada akhirnya. Sekaligus
Allah Swt menegaskan bahwa kehidupan akhirat adalah kehidupan yang sejati dan
abadi. Ayat itu ditutup dengan kalimat “lau kaanuu ya’lamuun”, kalau mereka
mengetahuinya. Menurut Ibnu Katsir, sekiranya mereka mengetahuinya tentulah
mereka lebih mengutamakan yang kekal dari pada yang sementara ini. Kata Imam
Jalalain, kalau mereka tahu, tentunya mereka tidak akan memiliki dunia dan
meninggalkan aktivitas dunia seperti itu.
Pada ayat ketiga, Allah Swt menggunakan pembatan “innama” (hanyalah) untuk
merendahkan urusan-urasan dunia dengan mengatakan bahwa hasil atau kesimpulan
sema aktivitas dunia itu tidak lain hanyalah permainan dan sendau gurau belaka.
-Imam Ibnu Katsir mengatakan hal itu berlaku bagi semua kegiatan manusia di
dunia dengan kekecualian, yakni kegiatan yang dilakukan dalam rangka mencari
keridloaan Allah Swt. Kekecualian ini nampak dalam lanjutan ayat tersebut : “Jika
kalian beriman dan bertakwa, maka Allah akan memberikan pahala kepada kalian.”
Artinya, segala aktivitas yang dibangun atas daasar keimanan –termasuk iman
kepada akhirat--, dan ketakwaan –sesuai dengan syari’at Allah--, dan dalam
rangka mencari keridloan Allah itu tidak termasuk dalam kehidupan hina. Allah
menegaskan bahwa diri-Nya Maha Kaya, yakni tidak meminta harta manusia
sedikitpun. Dia hanya mewajibkan zakat dan menganjurkan shadakoh agar diberikan
kepada saudara mereka yang faqir – miskin yang ini manfaatnya pun akan kembali
kepada pemberi harta itu.
Sedangkan pada ayat keempat, Allah Swt menggunakan pembatas “annamaa”
(hanyalah) utnuk menyatakan kerendahan dan kehinaan dunia. Kehidupan yang hanya
dipenuhi dengan permainan dan senda gurau yang melalaikan belaka. Lebih jelas
lagi Allah Swt menambahkan bahwa dalam kehidupan seperti itu biasanya dipenuhi
dengan perhiasan, bermegah-megah, dan berbangga-banggaan harta dan anak belaka.
Kesibukan manusia hanya diseputar aktivitas untuk memenuhi tujuan-tujuan itu.
Mereka pun lalai bahwa tujuan diciptakan manusia dan jin di dunia ini hanyalah
untuk beribadah, sebagaimana firman-Nya dalam surat Adz Dzariat :56 : “wamaa
kholaqtul jinna wal insa illa liya’buduuni.” Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan
manusia melainkan untuk beribadah kepadaKu. Mereka lalai dalam kesibukan itu.
Lihatlah kesibukan yang terjadi dalam seluruh pesta permainan olah raga
level dunia seperti olimpiade misalnya. Belum lagi kesibukan sebelumnya, dan
tentunya dengan berbagai kebanggaan dan kegembiraan masing-masing tim yang
disambut kedatangannya di negara masing-masing, merekapun telah ancang-ancang
(melakukan berbagai persiapan yang jauh lebih terencana, lebih matang dengan
harapan dapat memperbaiki dan memperoleh prestasi yang lebih baik, agar lebih
gembira lagi!) untuk memenuhi jadwal hari-hari berikutnya dengan berbagai
kesibukan seperti itu. Belum lagi tim-tim permaian olah raga lainnya, yang kini
di berbagai negara telah terorganisir. Belum lagi permainan kesenian dan
hiburan, baik yang diperlombakan maupun yang dipertontonkan (melalui
festival-festival, peragaan busana, pemilihan ratu sejagad, dsb) melalui
berbagai media, media cetak, elektronik maupun langsung. Yang kesemuanya itu
tidak lain hanyalah memenuhi selera hawa nafsu manusia belaka.
Itulah tabiat manusia. Bahkan Al Qur’an merekam peristiwa yang mengambarkan
tabiat yang mudah lalai itu, sebagaimana digambarkan Allah pada masa Rasulullah
Saw saat beliau sedang berkhutbah Jum’at:
وَإِذَا رَأَوْا تِجَارَةً أَوْ لَهْوًا انفَضُّوا إِلَيْهَا وَتَرَكُوكَ قَائِمًا
ۚ قُلْ مَا عِندَ اللَّهِ خَيْرٌ مِّنَ اللَّهْوِ وَمِنَ التِّجَارَةِ ۚ وَاللَّهُ
خَيْرُ الرَّازِقِينَ
“Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk
mendatanginya dan meninggalkan engkau (Muhammad) (masih) berdiri (menyampaikan
khutbah Jum’at).” (QS. Jum’ah 11)
Oleh karena itu, Allah Swt memberikan peringatan dalam surat Al Munafiqun
9:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ
عَن ذِكْرِ اللَّهِ ۚ وَمَن يَفْعَلْ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
“Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu
dari mengingat Allah. Siapa saja yang berbuat demikian, maka mereka itulah
orang-orang yang merugi.”
0 Response to "Dunia Ini Permainan Belaka "
Post a Comment