Celupan Allah
Betapa banyak dalam hidup ini manusia menjadi manusia baru dan bermakna setelah Allah mencelupnya dalam beragam warna dinamika kehidupan, ada warna berbentuk derita, ada warna bernama ibadah, ada warna berpola amanah. Itulah sesungguhnya celupan Allah, "Celupan (Sibghah) Allah.Dan siapakah yang lebih baik sibghahnya dibading sibghah Allah ? Dan hanya kepadaNYa kami menyembah". (QS 2:138)
Celupan, begitulah Allah SWT mengistilahkan ajaran Islam dan keimanan seorang muslim. Celupan ini, akan mewarnai “kain” seorang muslim. Celupan ini akan meresap ke seluruh sendi-sendi, memasuki setiap serat-seratnya, lalu muncullah penampakkan yang indah, warna yang memikat serta corak yang istimewa. Begitulah gambaran seorang muslim yang telah ter-shibghah oleh shibghah Allah.
Shibghah ini adalah keimanan yang penuh atas seluruh ajaran, nilai dan ketetapan Allah SWT. Shibghah ini akan masuk meresap ke dalam diri seorang muslim, yang telah dengan kesadaran dan penuh pemahaman, menerima Islam.
Kesadaran dan pemahaman yang pertama adalah atas makna syahadatain (persaksiannya), yang akan melahirkan kecintaan kepada Allah SWT. Rasa cinta (mahabbah) inilah yang akan menumbuhkan keinginan yang kuat serta sikap menerima atas seluruh perintah Allah SWT. Sikap menerima seluruh ajaran Allah SWT, maka seorang muslim telah membuka diri sepenuhnya untuk menerima celupan Allah. Keterbukaan yang sempurna, menjadikan celupan yang utuh dan sempurna pula pada dirinya.
Celupan ini secara sempurna akan mewarnai seorang muslim. Warnanya akan mengikat erat pada seluruh serat dalam diri seorang muslim. Keindahannya pun akan tampil abadi dan cemerlang. Indah, tidak hanya pada penampakkannya. Keistimewaannya pun, tidak bisa disembunyikan. Celupan Allah, akan mewarnani sisi dalam (dakhiliyah) seorang muslim dan nampak pada sisi luarnya (khariziyah)nya.
Sisi dalam yang terwarnai dalam siri seorang muslim mencakup warna aqidahnya yang lurus dan shahih, jauh dari penyimpangan dan kesesatan. Aqidah para sahabat shalafus shalih. Warna pemikirannya (fikrah) pun akan mencerminkan wawasan dan cara pandang Islami, selalu merujuk kepada nilai-nilai Islam. Selera dan perasaannya (su’ur) pun fitrah rabbaniah, selalu cenderung pada nilai-nilai Rabbani, nilai-nilai Islam. Ini adalah sisi dalamnya.
Sedangkan sisi luarnya, akan nampak jelas pada seluruh sikap dan perilakunya. Celupan Allah akan menjadi warna istimewa yang menjadikan cirri khas seorang muslim (simat). Dari penampilannya, celupan ini akan mewarnai wajah seorang muslim dengan raut muka yang cerah, murah senyum dan ramah. Dari pakaiannya, seorang muslim tampil bersih, rapi dan sopan menutup auratnya. Demikian pula halnya dalam seluruh sikap dan perilakunya (suluk) menampakkan keistimewaan seorang muslim.
Bila celupan Allah telah meresap pada diri seorang muslim, maka tidak akan ada yang lebih istimewa keberadaannya selain kaum muslimin. Tidak akan ada ummat yang kehadirannya lebih baik, lebih indah dan lebih bermanfaat daripada kaum muslimin. Sungguh, bila Islam telah menjadi celupan yang membentuk jatidiri muslim, maka ummat manusia pun tidak sulit untuk merasakan keindahan dan kenikmatan hidup dalam naungan Islam. “Dan siapakah yang lebih baik celupannya daripada celupan Allah?”
Saatnyalah bagi kita, kaum muslimin, untuk mulai membuka diri selebar-lebarnya sehingga celupan Allah dapat meresap ke dalam seluruh sendi tubuh kita, dalam hati dan pikiran, ke dalam sikap dan perilaku kita. Perlahan celupan itu akan mewarnai diri kita, menjadi jatidiri kita sebagai seorang muslim.
<Iin Muchtadi>
0 Response to "Celupan Allah"
Post a Comment