Password Masuk Surga

Pernahkah kau mendengar kalimat ini, "Kita dimasukan ke Surga bukan karena amal ibadah kita tetapi karena rahmat Allah". Berkerut kening  saya ketika mendengarnya dan berbuah ragam pertanyaan.  
Benarkah begitu, jadi untuk apa kita tekun beribadah  ?  
Bukankah sebagai muslim kita wajib mengamalkan Rukun Islam yang lima : Syahadat, Shalat, Zakat, Puasa dan Haji  dan amaliyah lainnya ?  
Mengapa harus karena Rahmat Allah? Lalu amal kita bagaimana kedudukannya ? 

Kalau boleh disederhanakan sepertinya kita sedang bermain "Games".
Pemain : Muslim 
Tujuan :  Surga 
Password : Rahmat Allah 

Bagaimana cara mendapatkan rahmat Allah ? 
Yuuk kita telusuri untuk mendapatkannya. 

Surga itu kepunyaan Allah, Dialah yang berwenang memasukan hamba-Nya ke dalam Surga. Makanya jangan kepede-an dengan amal ibadah yang telah dilakukan. 
Apakah kita sudah mempersembahkan amal ibadah terbaik dengan keikhlasan penuh semata hanya untuk Allah ? Apakah dosa kesalahan dari kemaksiatan kita lakukan tidak  lebih banyak dari pahala kebaikan ? Kalau saya nyerah , angkat bendera putih, amal ibadah masih minimal standar garis bawah, bisa jadi dosanya malahan maksimal. 

Ada kisah menarik dari sebuah Hadits  yang cukup panjang, diriwayatkan dari Muhammad Bin Mukadir, dan juga diriwayatkan oleh Jabir.
Rasulullah datang kepada kami, lalu Rasulullah Muhammad SAW bersabda:
”Baru saja Jibril datang kepadaku tadi, Jibril berkata:
”Hai Muhammad, Demi Allah: ”Bahwasanya ada seseorang melakukan ibadah kira-kira lima ratus tahun diatas puncak sebuah gugung yang luas, panjangnya 30 X 30 hasta, dan lautan yang melingkar di sekitarnya seluas 4000 farsakh dari setiap penjuru, di bawah gunung tersebut terdapat sumber air jernih kira-kira satu jari lebarnya, dan terdapat pula pohon buah delima yang sengaja disediakan oleh ALLAH untuknya dimana setiap hari mengeluarkan buahnya satu biji.
Setiap sore sesudah berwudlu, buah tersebut diambil dan dimakan, kemudian dia melakukan shalat seraya berdo’a mohon diambil nyawanya ditengah tengah melakukan sujud, agar tubuhnya tidak tersentuh Bumi atau yang lainnya, hingga ia bangkit di hari kiamat tengah bersujud kepada ALLAH. Maka permohonannya dikabulkan ALLAH, karena itu setiap kami lewat (naik-turun Langit) pasti dia tengah bersujud.”

Lanjut Jibril:”Kami temukan tulisnya (ceritanya) di lauhil mahfudz, bahwa: ia akan dibangkitkan kelak dihari kiamat dalam keadaan masih tetap bersujud dan diajukan kepada ALLAH, FirmanNya:”Masukkanlah hamba-Ku ini ke sorga karena Rahmat-Ku.” Tetapi hamba itu menjawab: ”Melainkan karena amalku semata.”
Lalu ALLAH menyuruh Malaikat untuk menghitung semua amalnya dibanding nikmat pemberianNya, dan ternyata setelah penotalan amal keseluruhan selesai, dan dimulai dengan menghitung nikmatnya mata saja sudah melebihi pahala ibadahnya sepanjang 500 tahun, padahal nikmat-nikmat yang lain-lainnya jauh lebih besar dan berharga.

Lalu ALLAH berFirman: ”Lemparkan ia ke dalam Neraka.” Kemudian Malaikat membawanya dan akan dilemparkan ke dalam Neraka, tetapi di tengah perjalanan menuju Neraka, ia menyadari kekeliruannya dan menyesal seraya berkata:”Ya ALLAH, masukkanlah aku ke surga karena Rahmat-Mu.”
Akhirnya Firman-Nya kepada Malaikat:”Kembalikanlah ia.”
Lalu ditanya ia:”Siapakah yang menciptakan kamu dari asalnya (tiada)?.”
Jawabnya:”Engkau ya ALLAH.”
Lalu hal itu dikarenakan amalmu ataukah Rahmat-Ku?.”
Jawabnya:”Karena Rahmat-Mu
Siapakah yang menguatkanmu beribadah selama lima ratus tahun?.”
Jawabnya lagi:”Engkau ya ALLAH.”
“Dan siapakah yang menempatkan kamu diatas Gunung dikelilingi lautan di sekitarnya, dikaki Gunung tersebut memancar sumber air tawar, dan tumbuh pohon delima yang buahnya kau petik setiap sore, padahal menurut hukum adat, delima hanya berbuah sekali dalam setahun, lalu kau minta mati dalam keadaan bersujud, siapa yang melakukan itu semua?.”
Jawabnya:” Engkau ya ALLAH.” 
FirmanNya:”Maka sadarlah kamu, bahwa itu semua adalah semata karena Rahmat-Ku, dan sekarang Aku masukkan kamu ke surga semata karena Rahmat-Ku.”
Kemudian Jibril berkata:”Segala-galanya dia alam ini bisa terjadi/ada, semua hanya karena rahmat ALLAH  semata.” (Riwayat Shahih Muslim)

Nah ! Mengapa ini semua bisa terjadi? Bukankah hamba itu sudah sedemikian rajinnya beribadah?
Dari cerita tersebut ada beberapa pelajaran dan hikmah yang  bisa kita ambil : 
1. Jangan terjebak dengan banyaknya  amal ibadah, karena dapat  menyebabkan sombong, bangga dan suka mengungkit amal. Inilah ujian dan penyakit hati kebanyakan ahli ibadah.
2. Kita bisa rajin beribadah semata-mata karena rahmat Allah atau dengan kata lain karena Rahmat Allahlah kita jadi rajin beribadah. 
3. Karena kita rajin beribadah maka Allah mencurahkan rahmatNya pada kita .
4. Amal ibadah yang banyak belum tentu semua bernilai pahala kebaikan di catatan Malaikat. 
Karena syarat diterimanya ibadah ada 2 : 
         1. Niat ikhlas murni karena ingin mendapat ridho Allah 
         2. Mengikuti tata cara ibadah Rasulullah 
5. Yang ibadahnya rajin dan tekun saja belum tentu dimasukan Allah ke dalam Surga apalagi yang ibadahnya sekedarnya atau lalai ibadahnya. 
6. Amal ibadah yang ikhlas itu tandanya pelaku tak pernah mengingat-ingat lagi atau menghitung-hitung amal kebaikan yang pernah kita lakukan 

BERDOA MEMOHON SELALU RAHMAT ALLAH 

Sekarang kita sudah faham jika Rahmat Allah-lah yang menjadikan kita tekun beribadah yang akan berbuah dimasukannnya kita ke dalam SurgaNya, maka sudah seharusnya kita berdoa menghiba memohon kepada Allah kucuran RahmatNya yang tak pernah henti baik dikehidupan di dunia maupun di akhirat . 

Sebab Rahmat Allah di dunia akan menjadikan kita tekun ibadah, selalu mendapat bimbingan-Nya dalam setiap langkah hidup kita dan terhindar dari tersesatnya jalan yang dimurkai-Nya. 
Sebab Rahmat Allah di Akhirat akan menjadikan kita hamba yang dikasihi-Nya , memasukan kita ke dalam Surga dan bisa menatap wajah Allah SWT dan Rasulullah SAW. 

Ini ada doa dari Al Quran yang sangat baik bila kita hafal dan amalkan : 
“Robbana atina milladunka rohmah wahayyiklana min amrina rosyada.” 
"Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)". (QS Al kahfi: 10) 

Robbi auzi’nii an asykuro ni’matakalattii an’amta ‘alayya wa ‘alaa waalidayya wa an a’mala soolihan tardhoohu wa adkhilnii birohmatika fii ‘ibadikash soolihiin
“Ya Allah, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orangtuaku dan untuk (selalu) mengerjakan amal soleh yang Engkau ridhai, serta masukkan aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang soleh.” (QS. Al-Naml: 19).

RAHMAT ALLAH LINGKARAN YANG TAK BERTEPI
Seperti sebuah lingkaran yang tak ada akhir dan bertepi begitulah kedudukan rahmat Allah. Karena rahmat Allahlah kita menjadi tekun dan rajin beribadah, karena tekun beribadah maka Allah akan mencurahkan rahmatnya kepada kita. 
Sebagaimana firman Allah dalam Al Qur'an surat Al A'raaf : 56 "Sesungguhnya rahmat Allah itu dekat dengan orang-orang yang berbuat baik/ihsan ". 
Ihsan adalah amal ibadah yang berkualitas, tuntas dan berkelanjutan, berdampak kebaikan bagi pelaku dan orang lain 

Semoga lisan kita dimudah Allah untuk senatiasa berzikir  " Ya Arhamarrahimin irhamna ... Duhai yang Zat paling maha penyayang diantara para peny, sayangilah kami ..rahmatilah kami. 

#imajiin #butirtasbih #butir_tasbih #rahmatallah #caramasuksurga  

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Password Masuk Surga "

Post a Comment